
GOMBONG (MadugoNews) – Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 89 tahun 2017, harus dimaknai sebagai tonggak bagi generasi muda untuk bangkit berkarya dan menjadi generasi yang terbaik dan tetap harus semangat melanjutkan pemuda pejuang dalam mempertahankan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini disampaikan Kepala SMK Ma’arif 2 Gombong, Ngadino, S.Kom, saat menjadi Pembina upacara bendera peringatan Hari Sumpah Pemuda, di halaman sekolah setempat, Sabtu (28/10/2017) baru baru ini.
“Tegak berdirinya Negara ini didasarkan atas pemikiran dari para pemuda yang tangguh serta semangat berkaya dalam bidang profesi apapun. Sebelum merdeka kita ibarat orang yang diikat kaki dan tangannya, tidak bebas. Bahkan untuk sekolahpun susah, hal ini dikarenakan para penjajah dulu takut kalau kita pintar maka akan paham kejahatan-kejahatan mereka,” terangnya.
Kasek Ngadino juga berpesan kepada semua siswanya untuk menjadi generasi yang terbaik dengan memanfaatkan kemajuan informasi dan teknologi, pemuda Indonesia harus terus bergerak memberikan sumbangsih pemikiran untuk kesejahteraan dan kebesaran bangsa Indonesia dengan cara rajin belajar dan sekolah setinggi-tingginya.
“kalian harus menjadi generasi yang baik, yang mampu memberikan manfaat bagi orang-orang disekitar kalian, harumkan nama sekolahmu, harumkan nama orang tuamu dan harumkan nama bangsamu,” terang Kasek yang kerap disapa pak jenggot itu.
“Kita tentu patut bersyukur atas sumbangsih para pemuda Indonesia yang sudah melahirkan Sumpah Pemuda. Sudah seharusnya kita meneladani langkah-langkah dan keberanian mereka hingga mampu menorehkan sejarah emas untuk bangsanya. Bandingkan dengan era sekarang.” tegasnya.
Hari ini, lanjut Kasek Ngadino, sarana transportasi umum sangat mudah. Untuk menjangkau ujung timur dan barat Indonesia hanya dibutuhkan waktu beberapa jam saja. Untuk dapat berkomunikasi dengan pemuda di pelosok-pelosok negeri ini, cukup dengan menggunakan alat komunikasi, tidak perlu menunggu datangnya tukang pos hingga berbulan-bulan lamanya. Interaksi sosial dapat dilakukan 24 jam, kapanpun dan di manapun.
Namun, anehnya justru dengan berbagai macam kemudahan yang kita miliki hari ini, menurut Ngadino, kita justru lebih sering berselisih paham, mudah sekali menvonis orang, mudah sekali berpecah belah, saling mengutuk satu dengan yang lain, menebar fitnah dan kebencian. Seolah-olah kita ini dipisahkan oleh jarak yang tak terjangkau, atau berada di ruang isolasi yang tidak terjamah, atau terhalang oleh tembok raksasa yang tinggi dan tebal hingga tidak dapat ditembus oleh siapapun. “Padahal, dengan kemudahan teknologi dan sarana transportasi yang kita miliki hari ini, seharusnya lebih mudah buat kita untuk berkumpul, bersilaturahim dan berinteraksi sosial. Sebetulnya, tidak ada ruang untuk salah paham apalagi membenci, karena semua hal dapat kita konfirmasi dan kita klarifikasi hanya dalam hitungan detik,” Ujar Ngadino
Pada Kesepatan itu, Kasek Ngadino juga menyampaikan pentingnya persatuan dan kesatuan Indonesia. Stop segala bentuk perdebatan yang mengarah pada perpecahan bangsa. Kita seharusnya malu dengan para pemuda 1928 dan juga kepada Bung Karno, karena masih harus berkutat di soal-soal ini. “Sudah saatnya kita melangkah ke tujuan lain yang lebih besar, yaitu mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. saatnya kita Berani Bersatu untuk Kemajuan dan Kejayaan Indonesia.” paparnya.
Sementara itu, Wakasek Bidang Kesiswaan Retno Pudjiastuti, S.Pd. ketika ditemui MadugoNews mengatakan, setiap hari Senin kami rutin upacara bendera, namun upacara kali ini terasa sangat istimewa. Semua guru dan siswa menggunakan seragam pramuka lengkap. “Ini adalah hari istimewa bagi kami, karena telah membuat kami semakin termotivasi untuk lebih semangat lagi dalam kegiatan belajar mengajar,” ujarnya.
“Semoga melalui momentum upacara bendera dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke 89 Tahun 2017 ini, bisa membawa perubahan yang lebih baik menuju Indonesia yang mandiri, berkemajuan dan sejahtera,” imbuh Retno. (Sfd)